Orang Sunda Wajib Tahu, Sejarah Nama Jawa Barat

Sebelum tahun 1925, sejarah nama Jawa Barat dikenal dengan sebutan Tatar Sunda atau orang Belanda menyebutna Sundalanden. Wilayah Tatar Sunda meliputi (Jawa Barat sekarang, Banten dan Jakarta). Bahkan di jaman kerajaan, wilayah Sunda mencakup Brebes, Cilacap dan bahkan hingga Lampung.

Campur Tangan Hindia Belanda Dalam Pemakaian Nama Jawa Barat

Terbukti pada  tahun 1880, seorang Belanda ahli arsip dan kepala arsip negara di Batavia menerbitkan sebuah karangan buku dengan judul  Geschieden Van de Sundalanden yang disusun oleh Mr. J.A Van Der Chijs. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda oleh Raden Kartawinata dan diteritkan pada tahun 1880. Buku tersebut menjelaskan perkembangan wilayah Sunda sejak zaman kuno hingga tahun 1879.

Kemudian pada tahun 1924 pemerintah Hindia – Belanda mulai merencanakan untuk membentuk provinsi Jawa Barat (West Java Province). Lalu berdasarkan (Staatsblad 1925/378 Agustus 1925) Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi pertama yang dibentuk di wilayah Hindia – Belanda. Dimaksudkan untuk melaksanakan janji Pemerintah Kerajaan Belanda yang akan memberikan hak otonomi kepada pemerintah Hindia Belanda.

Unsur Sentimentil Antar Etnis

Konon pemberian nama Jawa  Barat merupakan usulan salah satu anggota Volksraad. Seorang pribumi yang juga menjabat sebagai ketua Volksraad (semacam dewan perwakilan rakyat). Ada yang mengatakan beberapa anggotanya. Tapi sampai kini tidak diketahui siapa orang tersebut. Seperti sengaja disembunyikan. Karena memang usulan tersebut secara sembuni – sembunyi langsung menghadap Gubernur Jenderal Hindia – Belanda agar disahkan.

Ketika itu, rakyat Sunda memprotes kebijakan  pemerintah Hindia – Belanda ang menamakan wilayah tatar Sunda sebagai West Java Province.Tidak ketinggalan organisasi Paguyuban Pasundan pun turut mengecam pemrintahan Hindia Belanda. Karena terlalu seenaknya memberi nama suatu wilayah tanpa mempertimbangkan aspek suatu budaya di wilayah tersebut.

Sebagai respon tersebut, pemerintah Hindia Belanda memberikan keleluasaan bagi masyarakat Sunda untuk menyebut provinsi Sunda. Pemerintah Hindia Belanda juga menyematkan hal  tersebut di Undang – Undang mereka pada saat itu.  Dan akhirnya nama Sunda dikembalikan dan menjadi  Provinsi Sunda.

Baca Juga : Asal Muasal Suku Baduy

 

Sejarah Nama Jawa Barat di Masa Kemerdekaan

rakyat_pasundan

Di masa pasca kemerdekaan Provinsi Jawa Barat kembali dibentuk berdasarkan UU no. 1 tahun 1945 tentang  pembentukan Provinsi Jawa Barat. Hasil dari sidang PPKI kedua. Bahkan Sukarno secara terang – terangan menunjuk dan mengangkat R Sutarjo Kartohadikusumo sebagai  gubernur Jawa Barat pertama. Padahal R. Sutarjo bukanlah putera asli Sunda.

Pada saat itu rakyat Pasundan sangat marah dan kecewa atas keputusan pemerintah Indonesia yang baru dibentuk di sidang PPKI kedua. Bukan nya beres, justru rakyat Pasundan banyak melakukan protes hampir di setiap daerah. Bahkan terang – terangan tidak mau dipimpin oleh seorang gubernur yang bukan asli Sunda. Maka dari itu R. Sutarjo  tidak pernah sekalipun mau berkantor di Bandung karena khawatir aksi protes berkelanjutan dari rakyat Sunda pada saat itu.

Lahirnya Partai Rakyat Pasundan

sejarah_nama_jawa_barat

Hingga tahun silih berganti, akhirnya pada tahun 1946 saat wakil  gubernur jenderal Van Mook melakukan tahap – tahap awal pembentukan Indonesia Serikat, lalu Suria Kerta legawa mendirikan Partai Rakyat Pasundan di Bogor. Kertalegawa berusaha mewujudkan negara Pasundan yang merdeka dari Indonesia. Tahun 1947 Kertalegawa menjadi lebih nekat melihat sikap Van Mook. Pada sebuah pertemuan 4 Mei 1947 di Bandung yang dihadiri oleh 50 orang, ie memproklamasikan Negara Pasundan. Namun usaha Kertalegawa menjadi terhalangi lantaran ada negara Pasundan tandingan versi Wiranatakusumah dari golongan rwpubliken yang cukup menggema. Karena melibatkan tokoh – tokoh Sunda juga dalam konferensi.

Dan akhirnya negara Pasundan versi Wiranatakusumah pun resmi dibentuk padda  tahun 1948 dan Jawa Barat kembali berganti menjadi Negara Pasundan. Maka dari situ Raden Aria Wiranatakusumah resmi diangkat menjadi Presiden Negara Pasundan. Namun Negara Pasundan hanya bertahan selama 3 tahun saja. Sebab tujuan Wiranatakusumah ikut membentuk Negara Pasundan tandingan hanyalah politik semata agar tanah Pasundan tidak lepas dari Indonesia sepenuhnya. Maka dari itu pada tahun 1950,  RIS bubar dan negara Pasundan pun turut serta dibubarkan pada 8 Maret 1950. Kemudian wilayah Pasundan kembali ke Republik dan berganti nama lagi menjadi Provinsi Jawa Barat.

Pemberontakan APRA ( Angkatan Perang Ratu Adil )

Dikarenakan bubarnya negara Negara Pasundan dan dikembalikannya lagi nama Sunda jadi Jawa Barat. Sehingga banyak dari kalangan Sunda yang pro negara Pasundan, kembali kesal dan dendam. Dan peristiwa ini bertepatan dengan kemunculan APRA yang dipimpin Raymond Westerling. Karena Westerling tidak mau dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda di Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bergabung kembali ke Republik Indonesia.

Politik Adu Domba

Begitu kompleks permasalahan di negeri ini. Berawal dari perubahan nama hingga pembentukan provinsi dan negara menjadi sebuah konflik sentimen antar etnis. Ada banyak kepentingan politik di dalamnya serta perang ideologi dan lainnya. Belum lagi pada saat itu sedang dikuasai oleh bangsa asing yaitu Belanda. Bahkan ditahun 1948 sesungguhnya sedang terjadi pemberontakan DI/TII akibat perjanjian Renville.  Pemerintah RI menandatangani perjanjian tersebut yang memberikan wilayah tatar Sunda / Jawa Barat ke tangan Belanda. Hal  ini dianggap penghinaan bagi orang  Sunda. Maka dari itu muncullah pemberontakan DI/TII.

Itulah uraian singkat tentang sejarah nama Jawa Barat yang dikutip dari akun Pajajaran Anyar & berbagai sumber lain. Tulisan ini dibuat bukan untuk memancing unsur sentimen antar etnis. Namun sebagai landasan kita bersama dalam bergerak untuk kemajuan NKRI, jangan sampai ditunggangi pihak – pihak lain yang bisa merugikan bangsa kita sendiri. Peristiwa seperti ini tidak hanya terjadi di tanah Sunda saja, beberapa wilayah lain di Indonesia pun demikian. Karena politik adu domba masih sangat ampuh untuk dijadikan alat penguasaan suatu wilayah.

Bagikan Postingan